“Bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai sejarahnya”.
Pernyataan tersebut memang benar
adanya. Sebab dengan menghargai sejarah, kita dapat mengambil pelajaran pada
kisah-kisah perjuangan hidup di masa lampau sebagai refleksi diri di masa
sekarang. Indonesia yang merupakan negara multi etnis dengan beragam kebudayaan
yang terdapat di dalamnya juga tidak terlepas dari berbagai kisah-kisah sejarah
di masa lampau, mulai dari sejarah raja-raja di Indonesia, sejarah kedatangan
bangsa asing seperti Portugis, Belanda dan Inggris, masa pemerintahan Belanda
di Indonesia, hingga masa perjuangan Bangsa Indonesia hingga Proklamasi. Ya,
semua itu merupakan cerita sejarah di masa lampau yang harus kita ambil
manfaatnya untuk kehidupan yang sekarang !
Ternyata sejarah di masa lampau
tidak hanya meninggalkan cerita tentang sebuah perjuangan, tapi juga menjadikan
Indonesia sebagai negara yang multi etnis seperti sekarang ini. Bagaimana tidak
? Pada masa dahulu banyak pendatang-pendatang dari suku bangsa asing yang
menikah dengan penduduk pribumi tepatnya pada masa Proto hingga Deutro Melayu,
kemudian memilih menetap di Indonesia sehingga keturunan hingga saat ini tetap
mewariskan beragam kebudayaan yang menjadi sebuah keanekaragaman yang sangat
eksotis di Indonesia.
Berbicara tentang Pulau Batam.
Pulau yang kini telah menjadi salah satu kawasan industri yang berkembang pesat
di Indonesia ini, ternyata juga tak lepas dari kisah sejarah di masa lampau.
Ya, tepatnya pada tahun 1700′an hingga 1900′an adalah masa dimana Batam dan
sekitarnya masih dipimpin oleh Pemerintahan Hindia Belanda, namun sebagian
wilayah lainnya dikuasai oleh Pemerintahan Monarki yaitu alih pemerintahannya
dipegang oleh Raja-Raja Melayu yang berkuasa di beberapa daerah seperti di
Nongsa maupun di Daik, Lingga. Bahkan menurut catatan sejarah, daerah tersebut
dahulunya pernah mengalami puncak kejayaan dibawah pemerintahan raja-raja
Melayu tersebut.
Seperti di daerah Nongsa, Pulau
Batam. Daerah ini dulunya dikuasai oleh seorang penguasa yang bernama Nong Isa.
Ya, Nong Isa adalah nama kecil dari Raja Isa bin Raja Ali yang merupakan
seseorang yang pertama kali di beri amanah dari Sultan Riau untuk berkuasa di
Pulau Batam tepatnya di daerah Nongsa dan beberapa daerah lain di sekitar
Nongsa pada tanggal 18 Desember 1829. Menurut informasi, daerah Nongsa sendiri
diambil dari nama kecil Raja Isa bin Raja Ali tersebut. Nong Isa adalah
penduduk asli Pulau Batam yang beretnis Melayu, bahkan keturunan dari Nong Isa
hingga kini masih banyak ditemukan di Pulau Batam dan sekitarnya.
Sejak Nong Isa berkuasa di salah
satu wilayah Pulau Batam, wilayah tersebut semakin terlihat kemajuan secara
signifikan dikarena pemerintahannya yang ditata dengan baik dan transparansi
mencakup semua sektor. Hal itu dibuktikan dari banyaknya pendatang-pendatang
dari daerah lain yang memilih menetap di wilayah tersebut, sehingga
terbentuknya beberapa pemukiman penduduk dan dusun-dusun yang tersebar dalam
beberapa kawasan. Selain sektor-sektor perekonomian di daerah tersebut pun juga
mulai terbentuk dan mengalami kemajuan seperti sektor pertanian yang terdapat
di beberapa kawasan maupun sektor perdagangan yang merupakan usaha dari
masyarakat di sekitarnya.
Nong Isa wafat setelah 3 tahun
berkuasa di daerah Nongsa dan sekitarnya, tepatnya pada tahun 1831. Setelah
beliau wafat, daerah Nongsa dan sekitarnya tidak mengalami perubahan baik di
sektor apapun, bahkan beberapa sektor yang pernah dikelola dibawah
pemerintahannya dahulu semakin berkembang pesat. Hal tersebut juga tak terlepas
dari campur tangan pemerintahan Yang Dipertuan Muda Riau X Raja Muhammad Yusuf
Al-Ahmadi, yang merupakan salah satu Raja Melayu yang berkuasa pada itu. Bahkan
beberapa sektor tersebut masih terus berkembang dan dipertahankan hingga kini.
Kompleks pemakaman keluarga Raja Nong Isa |
Ada satu wisata sejarah yang
menarik di Pulau Batam ini selain Kampung Pengungsi Vietnam yaitu Makam
Keluarga Nong Isa, yang terletak di Nongsa Pantai Kelurahan Sambau Kec. Nongsa. Pemakaman ini merupakan sebuah pemakaman yang
dikhususkan bagi keluarga Nong Isa. Jumlah makam di pemakaman ini ada sekitar
40 lebih. Namun menurut informasi, makam Nong Isa sendiri tidak diketahui
keberadaannya karena Nong Isa tidak di kebumikan di areal pemakaman ini. Namun
areal pemakaman ini telah ditata secara rapi oleh pemerintah Batam sehingga
menjadikan areal pemakaman ini sebagai salah satu tempat untuk berwisata
sejarah. Makam Keluarga Nong Isa ini terletak di kawasan salah satu kawasan
Pantai Nongsa.
Anak tangga menuju ke Makam Raja Nong Isa Kel. Sambau Kec. Nongsa |
Untuk sampai ke areal pemakaman
ini, terdapat berpuluh-puluh anak tangga yang harus dilalui oleh wisatawan. Ya,
karena letak pemakaman ini terletak di perbukitan yang dihiasi oleh pepohonan
rindang di sekitarnya. Pada gerbang areal pemakaman ini terdapat sebuah papan
nama dengan tulisan “Selamat Datang di Makam Keluarga Nong Isa” yang berukuran
cukup besar. Areal pemakaman ini juga terlihat bersih dan tertata dengan rapi
karena Pemerintah setempat selalu menjaga salah satu situs sejarah ini agar
selalu lestari.
Makam Keluarga Raja Nong Isa Di Kelurahan Sambau Kec. Nongsa Kota Batam |
Makam Keluarga Raja Nong Isa Di Kelurahan Sambau Kec. Nongsa Kota Batam |
Selain itu di setiap nisan yang
terdapat pada makam juga di ikat dengan kain yang berwarna kuning, karena kain
berwarna kuning adalah sebuah lambang khas daerah Melayu yang menerangkan bahwa
makam ini adalah makam dari keturunan atau keluarga raja. Di salah satu bagian
juga terdapat sebuah papan nama yang bertuliskan nama-nama silsilah keturunan
Nong Isa dari beberapa generasi, mulai dari generasi 1700′an hingga generasi
yang sekarang.
Semoga situs sejarah ini tetap
dilestarikan oleh masyarakat Batam maupun Pemerintah Batam agar
generasi-generasi selanjutnya dapat mengetahui sejarah dan perkembangan Pulau
Batam ini sejak masa dahulu.
dari berbagai sumber
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar
Posting Komentar