|
Gapura Teluk Mata Ikan merupakan pintu gerbang masuk ke kampung tua |
Salah satu kampung tua yang ada di Kelurahan Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam adalah Kampung Tua Teluk Mata Ikan. Kampung tua berada di
wilayah Kelurahan Sambau, tepatnya di bagian ujung kecamatan Nongsa. Gapura besar
berwarna kuning dan hijau bertuliskan nama kampung dibangun oleh pemerintah kota Batam sebagai penanda
keberadaan kampung tua. Gapura ini juga ditemukan di 35 kampung lainya.
Hamparan pulau kelapa dan lautan luas sudah
terlihat karena gapura terletak di dataran tinggi.
Masuk lebih dalam kami menemukan
deretan rumah penduduk yang jaraknya berdekatan satu sama lain. Beberapa rumah tampak terlihat modern namun
masih ada juga yang sederhana. Rimbunan pohon kelapa terselip di antara
bangunan rumah. Toko kelontong, rumah
makan hingga pondok bersalin sederhana
juga terdapat disini. Cuaca terik membuat penduduk enggan keluar rumah. Hanya
terlihat beberapa anak kecil bermain pasir di halaman.
|
Pemukiman penduduk |
|
Pemukiman penduduk |
|
Pondok bersalin sederhana |
Kami
memutuskan untuk menikmati siang di pantai
yang terletak di belakang pemukiman. Jalan menuju pantai hanya jalan setapak
yang terdapat di bagian samping rumah penduduk. Pantai ini memiliki air yang
tidak terlalu jernih
dan tidak dipenuhi
karang. Pasir putih membuatnya terlihat menarik. Saat air surut bagian bibir pantai
akan berubah seperti lapangan luas yang biasanya sering digunakan untuk bermain
bola kaki. Batu – batuan di bagian pinggir pantai teronggok
menambah hiasan.
Pohon kelapa yang melambai sesuai arah angin
berjejer rapi di sepanjang pantai.
|
salah satu perahu nelayan |
|
Pantai di kala air surut |
Perahu – perahu nelayan tampak
bersandar. Didalamnya sudah tersedia jaring dan peralatan menangkap ikan.
Ada
juga perangkap yang
berupa kurungan
terbuat dari kayu dan sengaja di buat untuk menangkap ikan. Menurut Andi, salah
satu penduduk perangkap tersebut dalam satu hari bisa mendapatkan lebih dari 20
ekor ikan dari berbagai jenis dan ukuran.
|
Perangkap Ikan |
|
Hamparan pantai kala air surut |
Tampak dari kejauhan beberapa
kapal besar
berada di tengah laut.
Mulai dari kapal pesiar, kapal tongkang hingga
kapal pembawa bahan bakar minyak. Letak perairan yang berdekatan dengan
perairan Malaysia membuat
kami harus menyetel sinyal telepon genggam versi manual karena beberapa kali
sinyal jaringan seluler Malaysia
masuk. Di bawah rimbunan pohon
kami
menikmati kelapa muda dan soto ayam.
|
Dari bawah rimbunan pohon |
|
|
|
Soto ayam |
Sangat disayangkan pantai ini
kurang terjaga kebersihanya. Sampah tersebar disana sini juga sabut kelapa yang
dibuang begitu saja. Mereka hanya mengandalkan air pasang untuk menyapu sampah hingga
ke tengah laut. Padahal dulu pantai ini sempat dijadikan tenpat wisata karena
pemerintah kota
sudah merenovasi dengan mendirikan beberapa gazebo dan toilet umum. Kurangnya kepedulian
membuat pantai ini tidak popular seperti pantai lain yang berada di sekitar
kecamatan Nongsa.
Tidak ada komentar
Posting Komentar