Sketsa MAN Insan Cendekia yang akan dibangun di Kelurahan Sambau Kec. Nongsa Kota Batam |
Madrasah bukan lagi lembaga pendidikan alternatif atau ''kelas dua''. Saat ini, madrasah telah menjadi tumpuan masyarakat dalam menyekolahkan anak-anak mereka.
Hal tersebut dikatakan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin ketika meresmikan pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (15/11).
Dibanding sekolah umum, madrasah memiliki sejumlah keunggulan. Salah satunya yang terpenting adalah kemampuan madrasah untuk mengintegrasikan iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
''Sekolah-sekolah berbasis agama menjadi incaran serta tumpuan masyarakat agar terbentuk generasi Muslim yang berkarakter unggul dengan kemampuan ilmu yang kombinatif antara imu agama dan umum atau sains,'' kata Menag. Karena mampu mengintegrasikan imtak dan iptek itulah, lanjut Menag, madrasah saat ini telah menjadi simbol kemajuan sistem pendidikan.
''Dulu pendidikan madrasah identik dengan kesan keterbelakangan statis dak tidak dinamis, namun saat ini telah berubah," ujar Menag, seperti dilansir laman resmi Kemenag. Ia pun yakin, pendidikan madrasah mampu menghadapi tantangan global yang kerap meruntuhkan nilai-nilai agama dan budaya.
''Di madrasah selalu ditanamkan nilai-nilai bahwa ilmu bukan sekadar untuk ilmu, tetapi ilmu harus dapat membuahkan iman, dan selanjutnya iman melahirkan sikap ketundukan (kepada Allah SWT).''
Menurut Menag, proses transformasi pendidikan Islam, terutama madrasah, telah melewati rentang sejarah yang cukup panjang. Lahirnya Undang-Undang Sisdiknas pada 2003 yang menghapus diskriminasi satuan pendidikan negeri dan swasta, sekolah dan madrasah, serta memasukkan diniyah dan pesantren ke dalam sistem pendidikan nasional telah melahirkan "wajah baru" pendidikan Islam.
Peran negara sebagai motor penggerak semakin besar, terutama melalui dukungan alokasi anggaran dan berbagai program pemberdayaan. "Negara mengubah haluan kebijakannya terhadap pendidikan Islam," tutur Menag.
Menguatnya keterlibatan negara memberi warna tersendiri terhadap dinamika pendidikan Islam. Dalam konteks pemerataan akses pendidikan, hadirnya negara membawa harapan angin segar. ''Kini akses pada pendidikan bermutu, peningkatan kualitas manajemen pendidikan, dan peningkatan kompetensi pendidik, dirasakan lebih terbuka dan bisa dijangkau oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk para pemangku kepentingan pendidikan Islam, tanpa terkecuali," ujar Menag.
MAN Insan Cendekia
Dalam upaya memperbanyak hadirnya madrasah berkualitas, Kementerian Agama (Kemenag) terus menambah keberadaaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) di berbagai daerah di Indonesia. Pekan lalu saat berada di Batam, Menag meletakkan batu pertama pembangunan gedung MAN IC Batam. Madrasah ini dibangun di atas lahan 10 hektare yang merupakan hibah dari otoritas Batam. Pembangunannya dilakukan secara bertahap menggunakan anggaran APBN Kemenag dan dukungan Pemrov Kepulauan Riau untuk pemagaran kompleks madrasah, serta masjid mendapat bantuan dari Pemkot Batam.
Sebelumnya, MAN IC berdiri di Serpong, Gorontalo, dan Jambi. Menag menilai, MAN IC telah menjadi perintis dalam pengembangan iptek, sekaligus menjadi pembuktian bahwa bila anak didik mendapat kesempatan, fasilitas, dan perlakuan yang sama maka hasilnya akan relatif sama.
"Ketika alumni madrasah dan pesantren mendapat perlakuan sama dengan alumni sekolah umum, maka mereka akan mampu berkompetisi bahkan mengungguli di bidang sains dan teknologi, seperti yang sudah terbukti saat ini," ujar Menag.
Melihat keberhasilan model pendidikan madrasah Insan Cendekia, Kemenag bertekad mengembangkannya di beberapa daerah. Dengan begitu, akses untuk memperoleh pendidikan madrasah yang berkualitas diharapkan bisa lebih terbuka. Saat ini Kemenag hampir menyelesaikan pembangunan fisik enam MAN IC dan siap melaksanakan penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2015/2016.
Keenam madrasah tersebut adalah MAN IC Siak (Riau), Paser (Kalimantan Timur), Ogan Komering Ilir (Sumatra Selatan) , Pekalongan (Jawa Tengah), Aceh Timur, dan Bangka Tengah (Bangka Belitung). Pembangunan tersebut merupakan bagian dari rencana besar Kemenag yang ingin membangun 20 MAN IC di seluruh wilayah Indonesia . ed: wachidah handasah
1 komentar
Assalamualaikum, WW.
saya mau tanya lokasinya MAN IC ini pas nya dimana yaa...?
kalau bisa dikasih peta nya.
Terimakasih,
Wassalam
Posting Komentar